KUANTUM
1.
Prinsip Kerja
Sceaning Elektron Microscope (SEM) dan Transmision Electron Mikroskope (TEM)
a)
SCANNING ELECTRON
MICROSCOPE (SEM)
Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah
mikroskop elektron yang didesain untuk mengamati permukaan objek solid secara
langsung. SEM memiliki perbesaran 10 – 3.000.000 kali, depth of field
4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm.
Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi
yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi
membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri (Prasetyo,
2011). Anonymous (2012) menambahkan, SEM memfokuskan sinar elektron (electron
beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron
yang muncul dari permukaan obyek.
SEM bekerja
berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, yang selanjutnya
informasi yang didapatkan diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya gambar yang
didapat mirip sebagaimana gambar pada televisi.
Teknik SEM
pada hakekatnya merupakan pemeriksaan dan analisis permukaan. Data atau
tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang
tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh
merupakan gambar topografi dengan segala tonjolan dan lekukan permukaan. Gambar
topogorafi diperoleh dari penangkapan pengolahan elektron sekunder yang
dipancarkan oleh spesimen. Kata kunci dari prinsip kerja SEM adalah scanning
yang berarti bahwa berkas elektron “menyapu” permukaan spesimen, titik demi
titik dengan sapuan membentuk garis demi garis, mirip seperti gerakan mata yang
membaca.
Sinyal elektron sekunder yang dihasilkannyapun
adalah dari titik pada permukaan, yang selanjutnya ditangkap oleh SE detector
dan kemudian diolah dan ditampilkan pada layar CRT (TV). Scanning coil yang
mengarahkan berkas elektron bekerja secara sinkron dengan pengarah berkas
elektron pada tabung layar TV, sehingga didapatkan gambar permukaan spesimen
pada layar TV.
b)
Transmision Electron Mikroskope (TEM)
TEM adalah salah satu jenis
mikroskop yang memanfaatkan adanya penemuan electron. Sesuai dengan namanya,
mikroskop ini memanfaatkan electron dengan cara mentransmisikan electron
sehinggan nantinya akan ditangkap oleh sebuah layar yang akan menghasilkan
gambar dari struktur material tersebut. Secara mudahnya, TEM cara kerjanya
mirip dengan cara kerja dari sebuah slide proyektor.
Gambar tadi bisa terbentuk
oleh karena adanya interaksi antara electron yang ditransmisikan melewati
specimen, lalu gambar akan membesar dan akan difokuskan padasuatu alat
pencitraan, biasanya dengan menggunakan layar flouresent atau dengan suatu sensor
seperti kamera CCD.
Dengan TEM, maka gambar
yang kita hasilkan akan memiliki tingkat resolusi yang jauh lebih tinggi
daripada mikroskop cahaya. Kita dapat melihat sesuatu yang memiliki ukuran
10.000 kali lebih kecil daripada ukuran objek terkecil yang bisa terlihat di
mikroskop cahaya.
Pada perbesaran kecil,
gambar TEM akan kontras karena absorbsi elektron pada material akibat dari
ketebalan dan komposisi material. Pada perbesaran tinggi, maka gambar yang
dihasilkana akan menampilkan data yang lebih jelas pada analisa struktur
kristal, dan lainnya.
Cara kerja Mikroskop
elektron transmisi (TEM) dengan menggunakan berkas elektron energi tinggi
ditularkan melalui sampel yang sangat tipis untuk gambar dan menganalisis
mikrostruktur bahan dengan resolusi skala atom. Elektron difokuskan dengan
lensa elektromagnetik dan gambar diamati pada layar fluorescent, atau direkam
dalam film atau kamera digital. Elektron dipercepat di beberapa ratus kV,
memberikan panjang gelombang jauh lebih kecil daripada cahaya: 200kV elektron
memiliki panjang gelombang 0.025Å.
Namun, sedangkan resolusi mikroskop optik dibatasi oleh panjang
gelombang cahaya, yaitu mikroskop elektron dibatasi oleh penyimpangan yang
melekat pada lensa elektromagnetik, menjadi sekitar 1-2 Å.
TEM juga mampu membentuk
elektron yang terfokus pada probe, sekecil 20A, yang dapat diposisikan pada
fitur yang sangat bagus dalam sampel untuk informasi atau microdiffraction
analisis x-ray untuk informasi komposisi.
Gmbr
2 . Prinsip kerja TEM
2. Perbandingan SEM dan TEM
Perbedaan mendasar dari TEM
dan SEM adalah pada cara bagaimana elektron yang ditembakkan oleh pistol
elektron mengenai sampel. Pada TEM, sampel yang disiapkan sangat tipis sehingga
elektron dapat menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron tersebut yang
diolah menjadi gambar. Sedangkan pada SEM sampel tidak ditembus oleh elektron
sehingga hanya pendaran hasil dari tumbukan elektron dengan sampel yang
ditangkap oleh detektor dan diolah.
Skema perbandingan kedua
alat ini disajikan oleh gambar disamping ini.
Mikroskop elektron transmisi digunakan untuk menandai mikrostruktur bahan dengan resolusi spasial sangat tinggi. Informasi tentang morfologi, struktur dan cacat kristal, fasa kristal dan komposisi, dan mikrostruktur magnet dapat diperoleh oleh kombinasi elektron-optical imaging (titik 2.5A resolusi), difraksi elektron, dan kemampuan probe kecil. Trade-off untuk ini beragam informasi struktural dan resolusi tinggi adalah tantangan untuk memproduksi sampel yang sangat tipis untuk transmisi elektron.
Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel
yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang
3 dimensi. Ditinjau dari jalannya berkas media , SEM dapat dianalogikan dengan mikroskop
optik metalurgi, sedangkan TEM analog dengan mikroskop optik biologi. SEM dan
mikroskop optik metalurgi menggunakan prinsip refleksi, dalam arti permukaan
spesimen memantulkan berkas media. TEM dan mikroskop optik biologi/kedokteran
memakai prinsip transmisi, artinya berkas media menembus spesimen yang tipis.
Adapun kelebihan teknik SEM yaitu terdapat sistem
vakum pada electron-optical column dan sample chamber yang
bertujuan antara lain:
Ø
Menghilangkan
efek pergerakan elektron yang tidak beraturan karena adanya molekul gas pada
lingkungan tersebut, yang dapat mengakibatkan penurunan intensitas dan
stabilitas.
Ø
Meminimalisasi
gas yang dapat bereaksi dengan sampel atau mengendap pada sampel, baik gas yang
berasal dari sampel atau pun mikroskop. Karena apabila hal tersebut terjadi,
maka akan menurunkan kontras dan membuat gelap.
Sedangkan kelemahan dari teknik SEM antara lain:
Ø
Memerlukan
kondisi vakum
Ø
Hanya
menganalisa permukaan
Ø
Resolusi
lebih rendah dari TEM
Ø
Sampel
harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam
seperti emas (Material Cerdas, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar